Fanfiction
When You Fall In Love
Pair : GaaSaku, slight SasuSaku
Rate : T
Genre : Romance & Hurt/Comfort
Warning : Typo, Semi-Canon, OOC and many more.
.
.
Chapter 2
When You Fall In Love
Pair : GaaSaku, slight SasuSaku
Rate : T
Genre : Romance & Hurt/Comfort
Warning : Typo, Semi-Canon, OOC and many more.
.
.
Chapter 2
Gaara yang baru tiba di apartemen yang ia tempati sementara selama tinggal di Konoha, langsung saja menghempaskan tubuhnya ke sofa dan kembali larut dalam lamunannya, ya semenjak pesta pernikahan Naruto dan Hinata tadi, ia jadi terus menerus memikirkan Sakura.
“Aarrrgh!!! Sebenarnya aku ini kenapa?!”, umpat Gaara kesal sambil mengacak-acak rambut merahnya.
“Kau itu sedang jatuh cinta, dasar Baka! Kazekage Suna ternyata benar-benar payah ya soal cinta”, sindir Temari yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Gaara.
“Temari-nee, apa maksudmu? Kenapa kau bisa bilang seperti itu?”, tanya Gaara bingung sambil merubah posisinya menghadap Temari.
“Tentu saja kakakmu ini tahu, selama di pesta pernikahan Naruto tadi aku dan Shikamaru terus memperhatikanmu. Kau terus menerus menatap Sakura, jadi bisa aku simpulkan kalau kau tertarik dengan Sakura”, jelas Temari dengan seringainya, bermaksud menggoda adiknya. Dan ternyata sukses membuat pipi Gaara sedikit merona.
“Memalukan sekali, tertangkap basah seperti itu. Ya mungkin kau benar, aku tertarik dengan Sakura. Tapi aku masih tidak mengerti dengan perasaanku sendiri.”, ucap Gaara sambil menatap Temari.
“Perlahan kau juga akan mengerti Gaara, ini adalah cinta pertamamu bukan? Jadi nikmatilah, walaupun kau harus berjuang sangat keras karena kau tahu kan kalau selama ini Sakura hanya mencintai pria Uchiha itu”, Temari yang merasa simpati menepuk-nepuk pelan bahu Gaara, berusaha memberikan kekuatan kepada adik kecilnya itu.
“Uchiha Sasuke ya, musuhku dulu ketika ujian Chuunin. Dia lelaki yang kuat, sang pengkhianat desa yang akhirnya menjadi pahlawan perang bersama dengan Naruto. Tapi aku adalah Kazekage, aku tidak ingin kalah semudah itu. Mungkin, sekali lagi aku akan kembali menjadi musuhnya.”
‘Kali ini dalam hal merebut hati Haruno Sakura’, batin Gaara seraya mengepalkan tangannya.
.
.
.
“Ohayou Sakura”, sapa Gaara ketika ia sampai di klinik kesehatan mental anak pasca perang yang didirikan oleh Sakura, Sakura terlihat baru saja selesai memeriksa salah satu anak di klinik tersebut.
“Ohayou Sakura”, sapa Gaara ketika ia sampai di klinik kesehatan mental anak pasca perang yang didirikan oleh Sakura, Sakura terlihat baru saja selesai memeriksa salah satu anak di klinik tersebut.
“Ohayou mo Gaara, sedang apa kau pagi-pagi di sini?”, tanya Sakura bingung.
“Aku sedang berjalan-jalan mengelilingi Konoha, dan aku juga penasaran ingin melihat klinik ini.”
‘Ya walaupun alasan sebenarnya aku ingin melihatmu Sakura’, batin Gaara.
“Souka. Kau akan berada di Konoha berapa lama? Apa tidak apa-apa meninggalkan Suna terlalu lama?”. Kali ini mereka sedang berjalan beriringan menuju bangku taman di belakang klinik Sakura.
“Mungkin seminggu. Tidak apa, di Suna masih ada Kankuro-nii. Lagipula pasca perang, keadaan desa sudah lebih aman sekarang.”
“Ya kau benar Gaara, kita harus berterima kasih pada Naruto dan...”
“Sasuke-kun...”, saat menyebut nama Sasuke seketika wajah Sakura menjadi sendu. Gaara yang melihat perubahan raut wajah Sakura, merasakan sedikit sakit di hatinya.
‘Aku tidak suka melihat wajah sedihmu yang seperti itu Sakura. Uchiha hanya akan selalu membuatmu sedih.’, keluh Gaara di dalam hatinya, ia menatap Sakura yang masih menundukkan wajahnya.
“Hei Sakura, etto.. sepertinya aku sedang menyukai seorang gadis”, ucap Gaara mengalihkan topik pembicaraan. “Benarkah?! Waaah, siapa gadis beruntung itu? Apa aku mengenalnya?”, tanya Sakura antusias.
“Mungkin”, Gaara menjawab dengan seringainya yang membuat ia terlihat semakin tampan.
“Siapa? Siapa? Ayo beritahu aku, barangkali saja kan nanti aku bisa membantumu”. Sakura yang masih sibuk dengan rasa penasarannya kemudian merona karena tiba-tiba Gaara mengelus kepalanya perlahan.
“Rahasia. Suatu hari nanti kau akan tahu siapa orangnya. Baiklah, nanti siang aku akan kemari lagi menjemputmu, temani aku makan siang ya.”
“E..eh, ta..tapi Gaara. Aku..”
“Aku tidak terima penolakan. Ini adalah perintah dari Kazekage, kau tahu itu. Sampai jumpa Sakura”, pamit Gaara seraya tersenyum dan beranjak meninggalkan Sakura yang masih terbengong-bengong berusaha mencerna perkataan dan sikap Gaara.
Ketika Sakura sudah kembali sadar dari kebingungannya, ia hanya bisa mengumpat kesal. “Ya ampun Gaara! Seenaknya saja memutuskan sendiri. Dasar!!”, gerutu Sakura sambil berjalan masuk menuju kliniknya.
.
.
.
.
“Ne, ne. Sakura-san, sepertinya akhir-akhir ini kau semakin dekat dengan Kazekage-sama ya. Jangan-jangan ada hubungan spesial di antara kalian?”, goda salah satu junior Sakura di rumah sakit Konoha. Hari ini Sakura sedang ada jadwal di Rumah Sakit Konoha.
Ya, memang tidak bisa dipungkiri, setelah kejadian makan siang bersama waktu itu, Sakura jadi semakin sering bertemu dengan Gaara. Tapi tentu saja tidak seperti yang dipikirkan, Sakura menganggap pertemuan mereka hanya karena Gaara ingin bertanya mengenai hal-hal seputar medis.
“Kau ini bicara apa. Aku dan Gaara hanya berteman saja, tidak lebih dari itu. Sudah, jangan bicara yang tidak-tidak, kembali bekerja.”
“Baiklah, baiklah. Padahal aku mendukung loh kalau Sakura-san berpacaran dengan Kazekage-sama, hihi. Jaa!”, ucap junior Sakura yang masih menggodanya seraya beranjak pergi takut-takut murid Godaime itu akan mengamuk.
‘Sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi. Ya, tidak akan terjadi dengan pria manapun. Aku masih menunggunya kembali ke Konoha. Entah berapa lama lagi aku harus menunggu.. ‘, batin Sakura.
.
.
.
Hari sudah semakin larut, matahari pun sebentar lagi akan terbenam. Sakura yang baru saja selesai menangani beberapa operasi segera bergegas untuk pulang, hari ini ia merasa sangat lelah. Untuk itu ia pun tidak ingin berlama-lama di rumah sakit Konoha.
.
Hari sudah semakin larut, matahari pun sebentar lagi akan terbenam. Sakura yang baru saja selesai menangani beberapa operasi segera bergegas untuk pulang, hari ini ia merasa sangat lelah. Untuk itu ia pun tidak ingin berlama-lama di rumah sakit Konoha.
“Sakura, kau mau pulang?”, tanya Gaara ketika tidak sengaja mereka berpapasan di jalan.
“Ah, iya aku mau pulang. Kau dari mana?”, Sakura balik bertanya, bingung karena melihat Gaara masih berkeliaran di jam seperti ini.
“Aku dari kantor Hokage. Sepertinya aku akan sedikit tinggal lebih lama lagi di Konoha, masih ada beberapa urusan yang harus aku bicarakan dengan Hokage.”
“Begitu ya. Ngomong-ngomong Gaara, apa kau senang tinggal di Konoha?”
“Ya aku senang, terlebih lagi karena aku juga bisa bertemu dengan gadis yang kusukai”, Gaara sedikit malu ketika mengatakannya. Bagaimana pun itu adalah jawaban jujur, langsung dari lubuk hatinya.
“Yokatta. Aku ikut senang mendengarnya”, lagi-lagi senyuman tulus terukir di wajah cantik Sakura. Senyuman yang membuat munculnya perasaan hangat di hati Gaara, dan juga membuatnya ingin ikut tersenyum.
“Aku menyukai senyumanmu Sakura”, Gaara berkata lirih yang sayangnya masih dapat terdengar oleh Sakura. Dan Sakura mengerjap tidak percaya karena perkataan Gaara tersebut.
‘Gaara.. jangan-jangan gadis yang kau sukai itu..’
‘Tapi... mana mungkin?’, pikir Sakura kalut dalam hatinya.
.
.
.
.
.
Sakura yang sedang berbaring di atas kasurnya, terus menghela nafas berkali-kali. Banyak yang sedang ia pikirkan. Tadi akhirnya ia diantar pulang oleh Gaara, padahal Sakura sudah menolak tapi Gaara tetap dengan pendiriannya.
Sikap Gaara entah kenapa menjadi semakin lembut terhadapnya, Gaara memang baik, tapi ia tidak menyangka kalau terkadang Gaara juga melakukan hal manis untuknya.
Sakura semakin bertanya-tanya ada apa dengan Gaara, ia merasa nyaman ketika berada di dekat Gaara. Tapi perasaan ini jauh berbeda dengan perasaannya terhadap Sasuke. Memikirkan Sasuke, ia juga jadi ingat dengan ucapan teman-temannya kalau sebaiknya Sakura membuka hati untuk pria lain. Karena Sasuke tidak memberikan kepastian, tidak tahu kapan akan kembali, tidak menjawab dengan jelas juga bagaimana perasaannya terhadap Sakura. Teman-temannya lebih memilih agar Sakura melepaskan penderitaan itu dan mencoba berpacaran dengan pria lain. Dan mereka pikir tidak ada salahnya mencoba hal itu dengan sang Kazekage Suna.
“Aaaargh!!! Menyebalkaaaan!! Memikirkan ini semua malah membuatku jadi pusing”, Sakura meraih gulingnya dan membalikan badannya ke samping. Mencoba memejamkan mata dan berusaha tidur, mungkin tidur jauh lebih baik sekarang daripada memikirkan soal cintanya.
Chapter 2 End.
1 komentar:
uaa. penasaran pgn liat chapter ke 3nya. ga kbayang moment2 sasuke akhirnya sama sakura :)
Posting Komentar