Senin, 18 Januari 2016

When You Fall In Love (Chapter 1)

Fanfiction
When You Fall In Love
Pair : GaaSaku, slight SasuSaku
Rate : T
Genre : Romance & Hurt/Comfort
Warning : Typo, Semi-Canon, OOC and many more.

.
.
Chapter 1

Sakura POV

Hari ini adalah hari pernikahan Naruto dan Hinata, hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi semua warga Konoha. Dan kebahagiaan itu pun harusnya berlaku untukku, karena Naruto adalah satu-satunya sahabat yang selalu ada di sisiku kapan pun, dialah yang selalu menemani hari-hariku selama ini. Tapi tetap saja tidak bisa dipungkiri di dalam lubuk hatiku, aku merasa sedikit kehilangan, mungkin lebih tepatnya kesepian karena setelah ini pasti semuanya tidak akan seperti biasanya lagi. Naruto akan menjalani kehidupannya dengan Hinata sebagai keluarga, keluarga yang sejak dulu ia impikan.

“Dan aku akan sendirian mulai hari ini”, aku kembali menatap pantulan diriku di cermin, memastikan apakah gaun yang kukenakan dan tatanan rambutku sudah cukup rapi. Seperti yang terlihat, aku sedang bersiap-siap untuk berangkat.

Rasa kesepian itu sudah dimulai dengan sendiriannya aku menghadiri pesta pernikahan Naruto, aku tidak tahu akan pergi dan mengajak siapa. Semua temanku datang dengan pasangannya masing-masing. Bahkan Ino, sahabat wanitaku yang sangat cerewet itu pun menolak datang bersamaku. Itu semua gara-gara Sai. Ya begitulah. Mereka sudah resmi berpacaran sekarang. Awalnya aku sama sekali tidak menyangka ketika mendengar kabar kalau Ino dan Sai berpacaran. Tapi setelah melihat langsung mereka yang sedang bersama, aku pun jadi ikut senang. Ternyata mereka sangat cocok sebagai sepasang kekasih.

Bicara soal kekasih, aku jadi teringat seseorang. Aku pun beranjak mendekati meja kecil di samping tempat tidurku dan mengambil sesuatu yang terpajang di sana.

“Apa kabarnya dirimu Sasuke-kun? Kau tahu, hari ini adalah hari pernikahan Naruto, kau pasti tidak menyangka si bodoh itu bisa menikah secepat ini”. Aku hanya bisa tersenyum miris dan menatap sendu foto Tim 7, lebih tepatnya menatap sosok pria yang selama ini selalu aku cintai dengan tulus.

‘Aku merindukanmu..’

End Sakura POV

.

Normal POV

“Sakura, gomen ne aku tidak bisa pergi bersamamu. Kau sendirian?”, tanya Ino seraya menghampiri gadis berambut pink yang baru saja tiba.

“Begitulah, seperti yang kau lihat, aku datang sendiri. Di mana pengantinnya? Aku ingin memberikan ucapan selamat dulu untuk mereka”.

“Mereka ada di sebelah sana, dengan Kakashi-sensei”, tunjuk Ino ke arah sepasang pengantin yang sedang berbicara dengan pria dewasa berambut perak yang sangat kukenal.

“Baiklah Ino, aku pergi menemui mereka dulu”, pamit Sakura sambil berjalan pergi meninggalkan Ino.

“Hai semuanya”, sapa Sakura ketika ia sudah berada di belakang Naruto, Hinata dan Kakashi-sensei.

“Ah, Sakura-chan. Kau lama sekali, aku pikir kau tidak akan datang. Aku menunggumu daritadi”, ucap Naruto dengan wajah yang dibuat sedikit pura-pura kesal.

“Hihi gomen gomen. Aku tadi lama karena bingung memilih gaun apa yang akan aku pakai. Oh iya, selamat atas pernikahan kalian ya Naruto, Hinata”.

“Arigatou Sakura-san”, ucap Hinata dengan senyum manisnya.

“Kau cantik sekali Hinata, Naruto benar-benar beruntung mendapatkanmu”, goda Sakura yang sukses menbuat rona kemerahan di wajah kedua pengantin itu.

Hei..”, tegur seseorang yang terlupakan di antara mereka. “Kau tidak ingin menayapaku Sakura?”, tanya Kakashi.

“Konnichiwa Sensei”, sapa Sakura seraya menghampiri gurunya.

“Konnichiwa Sakura, muridku terlihat manis sekali hari ini. Kau datang sendirian?”, tanya Kakashi sambil menepuk pelan kepala Sakura.

“Ya begitulah Sensei”, jawab Sakura dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

‘Sepertinya hari ini pun dia tidak datang ya..’, batin Kakashi sambil menatap Sakura.   
.
.
.
“Temari-nee, aku mau ambil minuman dulu sebentar”, ucap seorang pria berambut merah yang lebih dikenal sebagai seorang Kazekage di Suna.

“Ya, sepertinya aku juga akan menemui Shikamaru dulu di sana”, jawab Temari sambil melangkah pergi berlawanan arah dengan adiknya.

Gaara yang sedang berdiri sambil meneguk minumannya itu pun terhenti ketika seorang gadis dengan mahkota pink dan iris mata emerald berjalan ke arahnya –lebih tepatnya ke arah meja tempat makanan dan minuman tersajikan di belakangnya.

“Konnichiwa Sakura”, sapa Gaara dengan kepala sedikit mengangguk sopan.

“Ah, konnichiwa Kazekage-sama”, balas Sakura yang sedikit terkejut karena sempat tidak menyadari pria yang berada di depannya adalah Gaara.

“Tidak usah seformal itu Sakura, kita sedang tidak berada di pertemuan resmi. Panggil namaku saja”, ucap Gaara seraya tersenyum.

“Hihi baiklah Gaara. Oh iya, apa kau ke sini bersama Temari-nee?”, Sakura pun kemudian meneguk minumannya.

“Ya, aku bersama Temari-nee, tapi sekarang dia sedang menemui pria berambut nanas itu”. Spontan Sakura pun terkikik geli, “Maksudmu Shikamaru? Kau tidak boleh memanggilnya seperti itu, bagaimana pun dia akan menjadi kakak iparmu nanti. Benar kan?”

“Ya, mereka akan segera menikah menyusul Naruto. Aku tidak menyangka kakakku bisa tertarik dengannya. Tapi aku lebih tidak percaya dengan Naruto yang hari ini menikah, dia bahkan mengalahkanku dalam hal percintaan”, jelas Gaara panjang lebar dan tidak lama kemudian semburat merah terlihat di pipi putihnya ketika menyadari bahwa dia baru saja mengatakan hal yang sangat memalukan.

“Etto.. Gomen Sakura, sepertinya aku terlalu banyak bicara yang tidak perlu”.

“Hai hai, daijoubu.”, Sakura terkekeh pelan melihat Gaara yang merona.

“Memangnya, kau sendiri belum akan menyusul Naruto?”, tanya Sakura dengan wajah polosnya.

“Belum. Sebenarnya ini agak memalukan untuk pria sepertiku, tapi aku belum pernah merasakan seperti apa itu jatuh cinta. Aku belum pernah mencintai seseorang”, jawab Gaara sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Heee?!! Kau serius?? Sungguh, aku tidak menyangkanya sama sekali. Anoo.. kau kan Kazekage. Jadi sudah pasti banyak gadis yang mengelilingimu dan menyukaimu. Apa kau tidak tertarik dengan salah satu di antara mereka?”.

“Memang benar, tapi sayangnya belum ada gadis yang menarik perhatianku”.

“Ya ampun! Memangnya tipe gadis yang kau sukai itu seperti apa?”, Sakura masih tidak menyangka kalau Gaara belum pernah tertarik dengan satu gadis pun.

“Hn, entahlah.”, Gaara hanya mengangkat kedua bahunya.

“Kau tahu Gaara, jatuh cinta itu sangat menyenangkan. Dadamu akan berdebar ketika kau menatap seseorang yang kau sukai, kau akan tersenyum ketika mendengarnya memanggil namamu. Perasaan hangat akan muncul di hatimu ketika dia membalas senyumanmu. Bahkan hal-hal sederhana bisa membuatmu sangat bahagia hingga kau pun rela melakukan apapun untuknya dan berkorban demi  dirinya. Memperjuangkan cinta bukanlah hal yang mudah, kau juga tidak akan tau bagaimana hasilnya. Apakah akan berjalan lancar atau tidak, apakah akhirnya bisa bersama atau tidak. Tapi ketika kau berjuang, kau pasti tidak terlalu memikirkan itu semua karena pasti yang ada di pikiranmu hanyalah bagaimana caranya menikmati saat-saat di mana kau sedang jatuh cinta. Ne, Gaara. Aku doakan semoga kau dapat segera menemukan gadis yang bisa membuatmu jatuh cinta”, ucap Sakura dengan senyumnya yang tulus. Gaara hanya terpaku mendengar penuturan Sakura dan tanpa sadar bola matanya membesar kala melihat senyuman tulus Sakura yang menurutnya terlihat sangat manis. Ada suatu perasaan aneh yang hinggap di hatinya saat itu, entah apa Gaara pun tidak mengerti.

 “Ah, ya Sakura. Arigatou”, jawab Gaara setelah ia kembali sadar dari lamunannya.

Obrolan mereka pun masih terus berlanjut, walaupun selebihnya hanya membahas hal-hal ringan. Tapi entah kenapa membuat Gaara tidak bisa berhenti tersenyum, dan terkadang, sejenak ia terlihat seperti mencuri pandangan untuk menatap Sakura, tentu saja tanpa sepengetahuan gadis itu.
.
.
.
“Kau lihat, daritadi aku perhatikan sepertinya dia menatap Sakura terus. Senyum-senyum sendiri pula, seperti bukan Gaara saja. Hei Shikamaru, dia benar adikku kan?”, tanya Temari yang sedang memperhatikan dua orang yang sedang mengobrol itu dengan tatapan penuh tanya –tepatnya menatap si pria berambut merah.

“Ya, dia adikmu. Mungkin dia tertarik dengan Sakura”, jawab Shikamaru asal.

“Hah??! Apa terlihat seperti itu? Astaga!! Kalau itu benar berarti Sakura adalah cinta pertama Gaara!”, ucap Temari sedikit histeris.

“Tapi, bukankah kah Sakura menyukai Uchiha Sasuke? Ne Shikamaru, itu berarti cinta Gaara hanya akan bertepuk seblah tangan kan. Kasian sekali adikku”, sambung Temari dengan wajah yang terlihat sendu.

“Dari dulu Sakura memang hanya mencintai pria Uchiha itu, tapi hingga sekarang si Uchiha brengsek itu tidak memberikan kepastian dan belum kembali lagi ke Konoha. Mungkin saja adikmu masih memiliki sedikit kesempatan”, Shikamaru yang melihat Temari sedikit murung mencoba memberinya semangat dengan mengelus puncak kepalanya.

‘Ya, semoga saja. Berjuanglah Gaara’, batin Temari.


Chapter 1 End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Shugo Chara - Amu Hinamori